Ranking
Originally Posted by raihan12 View Post
Keseluruhan gitu, jadi belum tentu karena umur kamu bisa Bijak dan semacam bicara dengan kata kata yang pas.
Contohnya, si Lttlfgt jokerstein itu masih anak kecil(?) Oh dan, jangan tersinggung ya tapi itu memang kebenaran.. Fufufu.. Dia kadang itu bisa juga ngomong dengan kata kata yang pas dan masuk akal, gak kaya anak kecil lainnya. Nah, artinya tingkat pemikirannya itu Menyeluruh seperti yang dimaksut Sicks. Sepertinya

Oh. Ok. Tergantung pemikiran personality nya ya?
Ok, I'm going to sum up a new topic, Brace yourself

Diskusi yang lalu lebih membahas tentang penutupan Rintisan Sekolah Bertaraf internasional yang menyebabkan benturan sisi pendidikan dan hukum
Sekarang kita akan membahas lebih tertuju kepada sistem edukasi negara kita, tema besar kita kali ini adalah 'Edukasi / Pendidikan'
Untuk garis besar tema yang lebih berat,
Bagaimanakah kondisi tingkat pendidikan di tanah air kita ini ?
Apakah penyebab kerusakan atau keberhasilan tingkat edukasi rata-rata dalam suatu himpunan ?
Untuk diskusi lebih spesifiknya, saya akan lebih membahas mengenai sistem 'Ujian nasional' yang setiap tahun marak dibicarakan
Akhir-akhir ini muncul isu tentang Ujian Nasional negara yang akan dibuat 'lebih aman' dan 'anti-kecurangan' dengan membuat soal Ujian Nasional sebanyak 20 paket soal dengan menggunakan sistem kode barcode yang tertempel pada lembar soal ujian
Dan banyak juga berita dari beberapa tahun yang lalu, kasus suap, salinan soal, pengedaran kunci jawaban, dan tindak kecurangan lain
Hal ini tentu akan menyangkut pihak siswa yang melaksanakan ujian, guru sekolah dan Dinas Pendidikan yang 'mungkin' telah bekerja sama sehingga jika terjadi kasus - kasus sedemikian akan merugikan pihak-pihak yang telah berlaku jujur
Lalu, banyak kasus mengenai murid-murid yang menjadi stress pra atau pasca Ujian Nasional karena pembelajaran yang terlalu tertekan ditambah kekhawatiran dari pihak guru/sekolah, orangtua dan tentunya diri sendiri
Tidak jarang ada terdengar kasus murid menjadi gila, menghancurkan sekolah, bunuh diri, bunuh guru, bunuh teman, dll. karena frustasi
Originally Posted by jokerstein View Post
Are you talking about the change of the national curriculum? Or is it something else perhaps I have not know.

Yes

Tahun depan diisukan tidak akan ada Ujian Nasional untuk semua tingkatan dengan alasan yang telah bermunculan dan telah didiskusikan sampai dicapainya keputusan akhir
Pemerintah akan mengganti sistem Ujian Nasional dengan sistem rapor atau undangan? Saya juga kurang tahu, silahkan perbaiki saya jika saya salah
Menurut sebagian pihak, termasuk saya yang merupakan angkatan siswa yang melaksanakan Ujian Nasional 'terakhir', ini adalah keputusan yang kurang adil sebab angkatan kami dipergunakan sebagai 'boneka percobaan' ujian yang menggunakan sistem anti-curang baru tersebut
Utarakan pendapat anda mengenai sistem ini

Saya juga menganggap Ujian Nasional sejak dahulu merupakan ujian yang kurang adil
Karena jika seandainya saya sekolah di sekolah yang menyediakan pendidikan yang jauh lebih lengkap dibandingkan teman saya yang bersekolah di sekolah dengan fasilitas pendidikan minimal, lalu kami berdua diberi soal ujian yang sama dan pemerintah menganggapnya itu sebagai 'Standar Nasional'
Apakah itu adil ?

Saya belajar di Sekolah Menengah Pertama selama tiga tahun, tentu sekolah saya akan mengetahui perkembangan saya dan berhak mengkualifikasi saya apakah saya dapat melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi atau tidak
Tapi, bukannya seperti itu, malah kelulusan saya ditentukan oleh tes empat mata pelajaran, 40/50 soal per mata pelajaran yang dilakukan dua jam per hari selama empat hari
Jika nilai saya tidak memenuhi 'rata-rata' yang ditentukan oleh dinas pendidikan, saya tidak berhak lulus

Untuk mengambil inti dari seluruh kata-kata saya : 'Sistem pendidikan apakah yang terbaik bagi negara kita ini ?'
Last edited by Wyverneon; Apr 14, 2013 at 06:49 PM.
Please bring back Organiζations board
Originally Posted by Wyverneon View Post
Tahun depan diisukan tidak akan ada Ujian Nasional untuk semua tingkatan dengan alasan yang telah bermunculan dan telah didiskusikan sampai dicapainya keputusan akhir
Pemerintah akan mengganti sistem Ujian Nasional dengan sistem rapor atau undangan? Saya juga kurang tahu, silahkan perbaiki saya jika saya salah
Menurut sebagian pihak, termasuk saya yang merupakan angkatan siswa yang melaksanakan Ujian Nasional 'terakhir', ini adalah keputusan yang kurang adil sebab angkatan kami dipergunakan sebagai 'boneka percobaan' ujian yang menggunakan sistem anti-curang baru tersebut
Utarakan pendapat anda mengenai sistem ini

Rumor ini masih belum bisa dibuktikan walaupun sudah ada isu-isu yang beredar, saya jawab andaikan saja isu yang Anda sebut benar-benar terjadi.

Karena detil-detil bentuk penilaian yang belum jelas saya belum bisa mengutarakan apa-apa tentang sistem ini, tetapi sebagai 'kelinci percobaan' Anda seharusnya senang.
Kini mengenai 'terang-gelap' nya sekolah, UN dalam bentuk apapun itu pasti mendapat pengawasan dari pemerintah, sistem yang baru sama saja memaksa seluruh sekoah yang ada di Indonesia untuk mengikuti tata cara baru yang diimplementasikan oleh pemerintah, dimana dalam kasus ini tentu saja pihak sekolah merasa asing atas sistem yang baru.
Anda sebagai 'kelinci percobaan' mendapat kesempatan dimana berjalannya sebuah ujian ini terpacu pada pihak pemerintah, sekolah belum mendapat informasi terlebih lagi pengalaman atas sistem ini maka secara otomatis sekolah memanfaatkan ini untuk memudahkan taraf penilaian Anda, setidaknya yang masih ada dalam tanggung jawab sekolah agar sesuai dengan standar pemerintah.
Hal ini memaksa semua sekolah, yang berarti termasuk sekolah saingan Anda dan Anda sendiri, untuk tidak mengambil risiko penilaian bawah standar karena pasti pemerintah sendiri memahami dan masih harus meneliti secara praktik kekurangan yang mungkin terjadi dalam sistem yang baru, otomatis pemerintah tidak akan memaksakan peserta ujian untuk gagal karena itu berarti sekali lagi memperbaharui sistem ujian di tahun mendatang.


Originally Posted by Wyverneon View Post
Saya juga menganggap Ujian Nasional sejak dahulu merupakan ujian yang kurang adil
Karena jika seandainya saya sekolah di sekolah yang menyediakan pendidikan yang jauh lebih lengkap dibandingkan teman saya yang bersekolah di sekolah dengan fasilitas pendidikan minimal, lalu kami berdua diberi soal ujian yang sama dan pemerintah menganggapnya itu sebagai 'Standar Nasional'
Apakah itu adil ?

Saya belajar di Sekolah Menengah Pertama selama tiga tahun, tentu sekolah saya akan mengetahui perkembangan saya dan berhak mengkualifikasi saya apakah saya dapat melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi atau tidak
Tapi, bukannya seperti itu, malah kelulusan saya ditentukan oleh tes empat mata pelajaran, 40/50 soal per mata pelajaran yang dilakukan dua jam per hari selama empat hari
Jika nilai saya tidak memenuhi 'rata-rata' yang ditentukan oleh dinas pendidikan, saya tidak berhak lulus'

Ini adalah masalah utama sulitnya menentukan standar pendidikan di negara ini.

Anda sendiri pasti sudah tahu, diluar sana pasti banyak sekali yang tidak mendapatkan pendidikan yang selayak dengan Anda. Penyaringan pun sepertinya tidak berguna karena peserta dipaksa untuk mengikuti taraf standar yang mungkin tidak tercapai.

Bila ingin mengikuti taraf yang 'tidak sesuai' tapi 'efisien' untuk negara, murid seharusnya diberi pengarahan akan ilmu yang digunakan untuk masa depan, bukan sekedar mengklasifikasi menjadi IPA atau IPS. Maka menurut saya, sistem pendidikanan yang berhasil diterapkan dan menghasilkan lulusan yang kompeten banyak dari SMK, its the truth.
Contoh kasar, bila Anda ingin membangun sebuah rumah Anda akan mengkonsultasikannya kepada seorang kontraktor, bukan tukang besi atau pekerja kasar yang akan membangun rumah Anda.

Sudah cukup manusia menggambarkannya sebagai kelompok malas atau rajin, ada sebabnya mengapa seorang individu bisa menjadi malas maupun rajin, tapi tidak akan saya bahas karena ditakutkan keluar dari konteks diskusi.

Sistem persamaan ini menutup kemungkinan bagi segelintir orang yang belum mememnuhi standar untuk mendapatkan kesempatan yang layak. Seharusnya mereka mendapat perlakuan penilaian yang berbeda, begitu juga dengan mereka yang memiliki taraf pendidikan lebih tinggi, memang pengaturannya pasti sangat sulit tetapi apa daya kita tidak bisa mengelompokan semua murid sama rata.
Masalah yang muncul bukanlah lulus atau tidak lulus, tapi kelanjutannya ke perguruan tinggi bahkan pekerjaan, yang sekali lagi tidak akan saya bahas karena ditakutkan keluar dari konteks diskusi.

Originally Posted by Wyverneon View Post
Untuk mengambil inti dari seluruh kata-kata saya : 'Sistem pendidikan apakah yang terbaik bagi negara kita ini ?'

Sejauh ini kesalahan yang muncul adalah karena memaksakan standar pendidikan yang belum merata, tetapi sebenarnya kunci permasalah kelulusan ini terletak pada semua pihak yang memberikan tekanan batin dan mental peserta.
Last edited by Sicks; Apr 15, 2013 at 08:05 AM.
Well.
TL; DR



Saya harus (embarassingly) setuju. dalam 80% hal.
Pastinya ada poin yang tidak setuju secara keseluruhan, tetapi tetap ada bagian yang setuju dalam hal tersebut.
inb4senjataorangmalas
Last edited by MpoNori; Apr 16, 2013 at 12:08 AM.
we rub a mexican monkey
Originally Posted by MpoNori View Post
Well.
TL; DR



Saya harus (embarassingly) setuju. dalam 80% hal.
Pastinya ada poin yang tidak setuju secara keseluruhan, tetapi tetap ada bagian yang setuju dalam hal tersebut.
inb4senjataorangmalas

Off topic, please read Wyvern's post.

To answer your point, sekolah memang berguna tapi tujuan utama dari sekolah bukanlah edukasi.
Tujuan utama dari sekolah adalah mengenalkan kerja sosial masyarakat mulai dari bagian yang besar tetapi mudah dipahami oleh anak-anak, yaitu teman sebaya.
Inilah keunggulan dan poin paling penting dari sekolah, sedangkan masalah edukasi sebenarnya hanya manusia yang sudah terbiasa dengan sistem sosial yang telah ada sejak dulu yang mewajibkan sekolah, padahal ilmu pengetahuan bisa dicari diluar sekolah dan saya berani bilang sama baiknya dengan ilmu yang diajarkan di sekolah.

Mengenai malas atau rajin, ada faktor yang membuat individu tersebut menjadi malas atau rajin, dimana faktor tersebut berbeda-beda setiap orang. Secara umum kebanyakan dipicu oleh minat dan rasa ingin tahu pribadi masing-masing, hal ini tidak bisa dipaksakan untuk muncul dalam seseorang.